CIREBONFOLK.COM – Destinasi Wisata Jabbar Land Park Bakal Jadi Pusat Agrowisata di Cirebon | Kabupaten Cirebon kembali bersiap menyambut kehadiran destinasi wisata berskala besar yang akan menjadi kebanggaan baru masyarakat Jawa Barat. Sebuah proyek wisata megah bernama Jabbar Land Park tengah dibangun di kawasan Desa Sampih, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon. Menariknya, kawasan wisata ini tak hanya berdiri di satu desa, melainkan akan mencakup lima desa lainnya, yaitu Ciawiasih, Ciawijapura, dan Susukan Tonggoh, menjadikannya salah satu proyek wisata terbesar di wilayah Cirebon Timur dengan total luas mencapai 70 hektare.
Proyek ambisius ini digagas oleh Dedi Rusnaidi, pengusaha asal Cirebon yang juga menjadi Owner Jabbar Land Park. Ia menjelaskan bahwa kawasan ini tidak hanya sekadar dirancang untuk hiburan semata, tetapi juga membawa konsep besar yang menggabungkan rekreasi, edukasi, agrowisata, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
“Kami ingin Jabbar Land Park menjadi tempat wisata dengan konsep alami dan edukatif. Ada wisata kolam renang dengan view alam, glamping atau penginapan bernuansa alami, manasik haji mini untuk anak-anak, hingga kampung kebuyutan yang fokus pada pertanian,” ungkap Dedi.
Jabbar Land Park dikonsep sebagai tempat wisata keluarga yang mendidik, memberikan pengalaman menyenangkan sekaligus memberikan nilai tambah bagi pengunjung. Berbeda dari destinasi wisata konvensional yang hanya menawarkan hiburan visual, Jabbar Land Park ingin menjadi ruang pembelajaran terbuka di mana pengunjung bisa memahami alam, pertanian, hingga nilai-nilai spiritual.
Salah satu daya tarik unik dari proyek ini adalah konsep “Kampung Kebuyutan”, yang akan menjadi simbol kearifan lokal masyarakat Cirebon. Di sini, wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan khas pedesaan, mengenal berbagai kegiatan pertanian tradisional, hingga berinteraksi dengan warga yang menjadi bagian dari program pemberdayaan.
“Kampung kebuyutan ini melibatkan masyarakat sekitar yang memang banyak berprofesi sebagai petani. Mereka akan menjadi bagian langsung dari aktivitas wisata, mulai dari pemandu hingga pengelola kebun,” jelas Dedi.
Dengan pendekatan partisipatif seperti ini, Jabbar Land Park tidak hanya menjadi tempat berlibur, tetapi juga wadah kolaborasi masyarakat desa dan pengembang wisata untuk menciptakan ekosistem ekonomi baru yang berkelanjutan.
Dari keseluruhan rencana pembangunan, agrowisata menjadi salah satu pilar utama yang akan membedakan Jabbar Land Park dari tempat wisata lainnya di Cirebon. Dedi menuturkan bahwa pihaknya akan mengembangkan berbagai jenis kebun buah dan tanaman yang bisa dinikmati langsung oleh para pengunjung.
“Yang jadi andalan kami salah satunya agrowisata. Kami akan buka kebun durian, mangga, alpukat, sayur-mayur, bahkan juga perkebunan anggur dan stroberi. Pengunjung nantinya bisa langsung memetik hasilnya dan menikmati di tempat,” jelasnya antusias.
Konsep ini diharapkan tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional yang saat ini tengah digalakkan oleh pemerintah. Dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam proses budidaya dan pengelolaan kebun, proyek ini sekaligus memberikan kesempatan bagi warga untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
“Kami ingin wisata ini tidak hanya menghibur, tapi juga bermanfaat. Ada nilai edukasi, ekonomi, dan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional,” tambah Dedi.
Salah satu dampak paling nyata dari pembangunan Jabbar Land Park adalah penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar. Dalam tahap awal pembangunan yang mencakup lahan seluas 10 hektare, proyek ini sudah memerlukan sekitar 2.000 tenaga kerja.
Ketika seluruh kawasan 70 hektare nanti beroperasi penuh, sekitar 1.500 lapangan pekerjaan tetap akan disediakan untuk masyarakat. Posisi yang dibuka pun beragam, mulai dari staf operasional, petugas kebun, pemandu wisata, hingga pengelola unit usaha mikro.
“Fokus kami untuk merekrut warga lokal terlebih dahulu, baik untuk tenaga kerja maupun pelaku UMKM yang akan mengisi kawasan wisata,” ungkap Dedi.
Selain menyediakan lapangan kerja, pihak Jabbar Land Park juga akan membuka ruang besar bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk lokal khas Cirebon, seperti makanan tradisional, kerajinan tangan, dan oleh-oleh khas desa wisata. Di dalam kawasan akan dibangun pusat souvenir dan kuliner rakyat, yang dapat menjadi etalase produk-produk unggulan masyarakat Cirebon Timur.
Proyek wisata ini bukan hanya besar dari segi lahan, tetapi juga dari sisi investasi. Hingga saat ini, investasi yang telah digelontorkan untuk pembangunan tahap awal mencapai Rp2,4 triliun. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar seperti akses jalan, instalasi air dan listrik, serta persiapan lahan untuk berbagai fasilitas wisata.
Dalam rencana pengembangannya, Jabbar Land Park akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern yang mendukung kenyamanan dan keamanan pengunjung, mulai dari area parkir luas, jalur pedestrian hijau, taman tematik, pusat edukasi pertanian, area outbound, hingga zona kuliner khas pedesaan.
Tidak hanya itu, di kawasan ini juga akan dibangun “Rumah Kebun”, yaitu area edukasi keluarga yang mengajarkan anak-anak tentang cara menanam, merawat, dan memanen tanaman. Fasilitas ini diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata keluarga yang ingin menikmati liburan sekaligus belajar mengenal alam.
Dedi Rusnaidi menegaskan bahwa seluruh proses perizinan dan legalitas pembangunan Jabbar Land Park telah lengkap dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Ia juga menyebutkan bahwa proyek ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah yang melihat potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi wilayah timur Cirebon.
“Kami pastikan seluruh perizinan tahap awal sudah lengkap dan legal. Saat ini baru 10 hektare yang kami garap, tapi ke depan kami akan kembangkan hingga 70 hektare sesuai rencana,” tegasnya.
Dukungan pemerintah menjadi faktor penting karena proyek ini sejalan dengan upaya pemerataan pembangunan pariwisata di wilayah Cirebon bagian timur, yang selama ini masih kalah populer dibanding kawasan barat dan tengah.
Kehadiran Jabbar Land Park diyakini akan menjadi motor penggerak ekonomi baru di wilayah Cirebon Timur. Dengan konsep wisata terpadu yang menggabungkan hiburan, edukasi, pertanian, dan ekonomi kreatif, kawasan ini berpotensi menjadi destinasi unggulan yang mampu menarik wisatawan lokal maupun luar daerah.
Selain meningkatkan jumlah kunjungan wisata, proyek ini juga akan menciptakan efek ganda (multiplier effect) terhadap berbagai sektor, seperti transportasi, kuliner, penginapan, dan perdagangan lokal. Masyarakat sekitar pun akan ikut merasakan manfaat langsung melalui peningkatan pendapatan, peluang usaha baru, dan berkembangnya kegiatan ekonomi desa.
“Tujuan utama kami bukan hanya membangun wisata untuk kepentingan pribadi, tapi agar masyarakat sekitar bisa ikut tumbuh dan berkembang bersama,” tutup Dedi.
Secara keseluruhan, proyek Jabbar Land Park bukan hanya investasi di bidang pariwisata, melainkan investasi sosial dan lingkungan. Dengan konsep wisata hijau, edukatif, dan berbasis masyarakat, kawasan ini diharapkan menjadi contoh model pembangunan wisata berkelanjutan di Jawa Barat.
Apabila berjalan sesuai rencana, dalam beberapa tahun ke depan Jabbar Land Park akan menjadi ikon wisata baru Cirebon Timur, tempat di mana alam, budaya, dan edukasi berpadu dalam satu harmoni. Di sinilah semangat gotong royong, kreativitas masyarakat, dan inovasi pariwisata lokal akan menemukan bentuk terbaiknya — menjadikan Cirebon bukan hanya kota sejarah, tetapi juga kota masa depan bagi wisata edukatif dan agrowisata modern.